Diskriminasi golongan darah di Jepang


Di Jepang, Golongan Darah menjadi cara paling populer untuk menentukan personaliti dan temperamen seseorang, seperti horoskop di dunia barat, atau shio dari Cina. Alasan ilmiahnya sih, katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita. Mungkin agak aneh bagi kita, tapi bagi orang Jepang, mereka mempercayai bahwa golongan darah erat kaitannya dengan jenis/tipe kepribadian seseorang. Bahkan ada majalah yang secara rutin memberikan ramalan layaknya zodiak, tapi ditentukan oleh golongan darah. Bahkan orang Jepang, terutama para pembuat game, sering menentukan karakter dalam game mereka dengan menetapkan golongan darah dari sang tokoh terlebih dahulu.

Semua bermula dari tahun 1931, profesor bernama Furukawa Takeji (1891-1940) menyatakan bahwa ada hubungan antara golongan darah dan kepribadian seseorang setelah bekerja di sebuah bagian administrasi di sebuah SMU dan meneliti perbedaan temperamen di antara beberapa murid. Lalu penelitiannya tersebut ditulis ke sebuah tesis berjudul The Study of Temperament through Blood Type. Furukawa menganggap, manusia adalah sederhana, hanya memiliki 2 jenis kepribadian. Dalam laporannya, orang dengan golongan darah A bersifat lembut dan intelek (38% penduduk Jepang disebutkan bergolongan darah A), sementara orang bergolongan darah B adalah berlawanan, pada dasarnya Furukawa membagi manusia menjadi 'baik' dan 'jahat'. Banyak masyarakat Jepang saat itu yang percaya bahwa tipe golongan darah menentukan kepribadian seseorang, bukan kemampuannya.

Lalu dilanjutkan dengan sebuah penelitian tentang psikologi golongan darah, terutama di tahun 50, 60 dan 70an di Jepang. Masahiko dan Toshitaka Nomi, duo ayah dan anak ini lalu melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana golongan darah mempengaruhi berbagai aspek dalam hidup, termasuk pekerjaan, hubungan dengan orang lain, dan hal-hal kecil lainnya.

Di Jepang, golongan darah mempengaruhi kehidupan seseorang melalui berbagai macam cara. Sebagai contoh, beberapa perusahaan di Jepang menentukan departemen berdasarkan golongan darah pekerjanya. Seorang pelatih baseball juga dikabarkan menggunakan golongan darah untuk memilih pemainnya.
Selama Perang Dunia II, Pasukan Kekaisaran Jepang disebutkan membentuk pasukan penyerang menurut golongan darah, begitu juga dengan metode pengajaran di Taman Kanak-kanak, kelas dibagi, lalu diterapkan teknik mengajar yang berbeda-beda. Bahkan digunakan sebagai indikator dalam berkencan atau mencari jodoh. Sehingga menjadikan orang-orang Jepang lebih percaya pada ramalan golongan darah dibandingkan zodiak dan 90% penduduknya disebutkan telah mengetahui golongan darahnya.
Di tahun 1920 dan 30, golongan darah menjadi issue yang cukup menarik perhatian. Di Jepang, hal ini merupakan reaksi atas tindakan rasis yang dilakukan pihak Barat. Tipe golongan darah ini pertama kali ditemukan pada awal abad ke 19. Ilmuwan dari Austria, Karl Landtseiner menemukan 4 tipe golongan darah. Seperti ilmuwan lain pada masa itu, yang menentukan besar ukuran otak yang berbanding lurus dengan kemampuan manusia, golongan darah ini juga dihubungkan dengan superioritas sebuah ras. Para peneliti Barat mengatakan bahwa golongan darah B umum terdapat di Asia, tapi jarang di Ras Kaukasian, dan lebih banyak terdapat pada hewan, sehingga menganggap bangsa Asia lebih inferior, rendah tingkatannya. Pernyataan tersebut segera dibantah oleh ilmuwan Jepang, dan terus terjadi perdebatan di antara keduanya.
Masao Oomura, seorang profesor di bidang psikologi personaliti Nihon University tidak memercayai bahwa golongan darah mempengaruhi personaliti seseorang dan mengatakan alasan populernya psikologi golongan darah di Jepang disebabkan karena secara genetik bangsa Jepang adalah ras yang homogen, tapi tidak ingin terlihat sama.

Di Jepang, Golongan Darah Pengaruhi Nasib, Bagi orang Jepang, tipe golongan darah ternyata bisa mengungkapkan kepribadian dan arah nasib - mulai dari urusan perjodohan hingga berburu pekerjaan.
Perdana Menteri Taro Aso, contohnya, sangat serius memperhatikan golongan darahnya. Bahkan, dia merasa perlu mengumumkan tipe golongan darahnya di laman resmi perdana menteri.

Aso bergolongan darah A, tipe yang disebut bersifat sensitif, perfeksionis, tetapi pencemas. Sedangkan rival Aso dari partai oposisi, Ichiro Ozawa, memiliki tipe golongan darah B, tipe yang periang, eksentrik, tetapi egois. Sedangkan, tipe O selalu ingin tahu, baik hati, tetapi keras kepala; dan tipe B memiliki jiwa seni, misterius, dan sulit ditebak. Kepribadian berdasarkan golongan darah ini sepintas mirip dengan horoskop, tetapi masyarakat Jepang tak peduli.


Akhir tahun lalu, empat buku yang termasuk dalam sepuluh buku terlaris di Jepang membahas bagaimana tipe golongan darah menentukan kepribadian. Menurut penerbit Bungeisha, mengatakan empat seri buku yang masing-masing membahas golongan B, O, A, dan AB, terjual lebih dari lima juta jilid. Taku Kabeya, editor kepala di Bungeisha, buku-buku itu menarik karena begitu pembaca membaca tipe golongan darah mereka, mereka akan berkata, "Yes, that's me!"

Akhir-akhir ini, tipe golongan darah muncul di permainan Nintendo, bahkan di aksesoris perempuan yang disebut "tas keberuntungan" dan dijual di pusat perbelanjaan.

Sebuah komedi situasi yang ditayangkan di televisi menceritakan beberapa perempuan yang berburu suami berdasarkan tipe golongan darah mereka dan calon pasangan.

Tidak cuma itu. Biro jodoh menyediakan tes kesesuaian golongan darah, dan beberapa perusahaan mengambil keputusan atau penugasan berdasar golongan darah karyawan.

Para murid Taman Kanak-Kanak dibagi ke kelas berbeda berdasar tipe golongan darah. Tim perempuan softball yang meraih emas di Olimpiade Beijing menggunakan teori itu untuk menyelenggarakan pelatihan bagi para atlet.
Dan biasanya orang-orang di Jepang pada saat bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya wajib untuk menjawab pertanyaan: "Apa golongan darah anda?"

Para ilmuwan tentu tidak setuju dengan kepercayaan ini, tapi mereka pun berpikir... biasanya mereka bekerja di laboratorium selalu mengatur setiap kelompok berdasarkan golongan darah pula. Nah lho!

Tidak semua orang menganggap kepribadian berdasarkan golongan darah itu sebagai kesenangan tak beresiko. Mereka menganggap penggolongan kepribadian berdasarkan tipe darah malah menyebabkan kekacauan.

Bahkan muncul kosa kata baru dalam bahasa Jepang, "bura-hara" yang berarti pelecehan berdasarkan golongan darah. Namun tetap saja, para pencari kerja masih ditanya tipe golongan darah mereka.

"Demam tipe golongan darah itu sangat menyebar luas, bahkan di kalangan perusahaan. Orang-orang tidak sadar kalau itu bisa memicu diskriminasi," kata Junichi Wadayama dari Departemen Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja.

Golongan darah, yang diukur berdasarkan protein dalam darah, tidak ada hubungannya dengan kepribadian, kata Satoru Kikuchi, profesor psikologi di Shinshu University.
"Ini ilmu pengetahuan yang menipu," kata Kikuchi. "Kepribadian berdasar tipe golongan darah menghakimi orang lain, tanpa memahami mereka sebagai manusia. Ini seperti rasisme," kata Kikuchi. Penggunaan penggolongan darah ini sangat tak berdasar.
Teori karakter berdasar golongan darah diadaptasi oleh pemerintah militer Jepang dari ideologi Nazi pada tahun 1930-an dengan tujuan memunculkan prajurit berkualitas baik. Beberapa tahun kemudian metode ini menyebar dan sangat diminati masyarakat Jepang.


Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri masukan ya,,,